Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2020, Lindungi Kaum Muda dari Penggunaan Tembakau

YJI - 29 May 2020

Lindungi Kaum Muda dari Penggunaan Tembakau.

Jika Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun lalu fokus pada "kesehatan tembakau dan paru-paru." Maka, tahun ini Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) akan menyediakan kampanye pemasaran balik dan memberdayakan kaum muda untuk terlibat dalam perang melawan Tembakau Besar.

Kampanye global HTTS 2020 ini akan berfungsi untuk:
Membongkar mitos dan mengekspos taktik manipulasi yang digunakan oleh tembakau dan industri terkait, khususnya taktik pemasaran yang ditargetkan untuk kaum muda, termasuk melalui pengenalan produk baru, rasa dan fitur menarik lainnya;

Selama beberapa dekade, industri tembakau sengaja menggunakan taktik strategis, agresif, dan sumber daya yang baik untuk menarik minat kaum muda terhadap produk tembakau dan nikotin. 

Dari desain produk ke kampanye pemasaran, tujuannya mengganti jutaan orang yang meninggal setiap tahun akibat penyakit tembakau ini, dengan konsumen baru : anak muda.

Mari Kita bekali kaum muda dengan pengetahuan tentang tembakau serta  niat dan taktik industri terkait untuk mengaitkan generasi sekarang dan masa depan pada produk tembakau dan nikotin; dan berdayakan influencer (dalam budaya pop, di media sosial, di rumah, atau di ruang kelas) guna melindungi dan membela kaum muda dengan melibatkan mereka dalam perang melawan Big Tobacco.

Penggunaan rasa yang menarik dalam produk tembakau dan nikotin, seperti ceri, permen karet dan permen kapas, plus desain yang ramping, menarik kaum muda, tentu ini satu cara meremehkan risiko kesehatan.

Pemasaran point-of-sale di gerai penjual, termasuk penempatannya; dekat permen, makanan ringan dan memberikan premi bagi vendor untuk memastikan produk mereka ditampilkan di tempat yang sering dikunjungi kaum muda (termasuk menyediakan bahan pemasaran dan etalase untuk pengecer).

Belum lagi penjualan rokok batang tunggal, produk tembakau dan nikotin lainnya di dekat sekolah, harga lebih murah dan mudah diperoleh anak sekolah. Serta mesin penjual tembakau di tempat yang sering dikunjungi orang muda, dengan iklan dan tampilan paket yang menarik, yang jelas melanggar aturan tentang penjualan ke anak di bawah umur.

Litigasi harus dibuat untuk melemahkan semua jenis peraturan pengendalian tembakau termasuk label peringatan, tampilan di titik penjualan, dan peraturan yang membatasi akses dan pemasaran untuk anak-anak (khususnya ketentuan untuk melarang penjualan dan iklan produk tembakau di dekat sekolah)

WHO mendesak influencer - dalam budaya pop, di media sosial, di rumah, atau di ruang kelas - yang menjangkau dan berhubungan dengan kaum muda untuk mengekspos taktik manipulatif industri untuk menciptakan generasi baru pengguna tembakau. 

Orang tua dan anggota masyarakat juga harus segera mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan anak mereka, dengan melindungi mereka dari bahaya yang disebabkan oleh tembakau. 

Jadi, bersama masyarakat Kita perlu memberdayakan remaja untuk melawan Big Tobacco dengan menghilangkan kebohongannya dan menolak untuk menggunakan produknya.

Foto : Kampanye World No Tobacco Days https://metro.tempo.co/ (3/11). TEMPO/Dasril Roszand