Mengenal Lebih Dekat Dengan Serangan Jantung

Kominfo - 10 Dec 2021

Penulis: Moch Ikhsan Juliansyah, Mirasari Putri, dr., Ph.D

Pernahkah saudara mendengar atau bahkan melihat seseorang yang tiba-tiba mengeluh nyeri dada, tidak sadarkan diri bahkan meninggal secara tiba-tiba ketika berolahraga terlepas dari usianya yang muda atau pun tua? Atau pernahkah akhir-akhir ini saudara mendengar berita bahwa salah satu seniman Indonesia yang merupakan suami dari Bunga Citra Lestari yaitu Ashraf Sinclair ataupun seniman Indonesia lainnya seperti Adjie Massaid, Mike Mohede, Jojon dan masih banyak lagi yang tanpa disangka-sangka meninggal dunia secara tiba-tiba, dan dari berita-berita yang beredar menulis bahwa penyebab kematiannya diakibatkan oleh serangan jantung? Lantas, apa itu sebenarnya serangan jantung? Apa yang menjadi penyebabnya? Dan bagaimana kita dapat menghindarinya? Mari kita bahas bersama-sama.

 

Sebelum membahas mengenai bagaimana serangan jantung terjadi, apa yang menjadi penyebabnya dan bagaimana cara menghindarinya, kita akan membahas terlebih dahulu mengenai secara garis besar dan seberapa sering insidensi dan mematikannya penyakit tersebut.

Penyakit Kardiovaskular

Penyakit jantung dan pembuluh darah atau penyakit kardiovaskular merupakan salah satu dari penyakit tidak menular (PTM) yang berkontribusi terhadap angka kematian tertinggi di dunia. Penyakit kardiovaskular menurut Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) adalah sekelompok gangguan jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, penyakit jantung rematik dan kondisi lainnya. Dengan angka kematian terbanyak disebabkan oleh stroke dan tentunya akibat penyakit jantung yang akan menjadi topik bahasan kita kali ini.

Berapa banyak penderitanya dan seberapa mematikannya penyakit ini?

Data WHO tahun 2015 menunjukkan bahwa 70% kematian di dunia disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular (PTM) dimana terdapat 39,5 juta dari 56,4 kematian. Dari seluruh kematian akibat PTM tersebut, 45% nya disebabkan oleh Penyakit jantung dan pembuluh darah, yaitu sebanyak 17,7 juta dari 39,5 juta kematian.

Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5%, dengan peringkat prevalensi tertinggi berturut-turut adalah Provinsi Kalimantan Utara 2,2%, DIY 2?, Gorontalo 2%.

Berdasarkan jenis kelamin, Prevalensi penyakit jantung lebih tinggi pada perempuan (1,6%) dibandingkan pada laki-laki (1,3%). Sedangkan jika dilihat dari sisi pekerjaan, ironisnya penderita Penyakit Jantung tertinggi terdapat pada aparat pemerintahan, yaitu PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD dengan prevalensi 2,7%.  Begitu pula, jika dilihat dari tempat tinggal, penduduk perkotaan lebih banyak menderita Penyakit Jantung dengan prevalensi 1,6% dibandingkan penduduk perdesaan yang hanya 1,3%.

Berikut diagram untuk mempermudah kita memahami datanya


Sumber:  Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, tahun 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018.1

Dengan memperhatikan data tersebut tentunya kita bisa memahami betapa berbahayanya penyakit tersebut dan siapa sajakah yang memiliki risiko besar untuk mengalaminya.

Sebenarnya apa sih serangan jantung itu? lalu, kenapa itu bisa terjadi? Bagaimana prosesnya?

Jantung merupakan organ vital manusia yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi darah di tubuh manusia dengan cara menerima dari seluruh tubuh dan memompakannya pula ke seluruh tubuh. Tentunya untuk jantung bisa bekerja memompakan darah ke seluruh tubuh jantung, jantung membutuhkan nutrisi dan oksigen yang dibawa aliran darah ke otot-ototnya.

Serangan jantung dapat terjadi ketika aliran darah yang mengandung oksigen dan nutrisi menuju jantung terhambat atau bahkan terputus.

Hal ini dapat terjadi akibat dari arteri koroner yang menyuplai oksigen dan nutrisi ke otot jantung mengalami penyempitan akibat pengendapan lemak, kolesterol dan substansi lain yang membentuk sesuatu yang disebut plak. Proses ini dinamakan aterosklerosis.

Ketika plak pada arteri jantung terlepas, gumpalan darah akan terbentuk di sekitar plak. Gumpalan darah ini dapat menyumbat darah di pembuluh arteri jantung. Sumbatan ini dapat menyebabkan otot jantung kekurangan oksigen dan nutrisi akibat suplai darah ke otot-ototnya tidak mencukupi, kondisi ini disebut kondisi iskemia.

Kerusakan dan kematian otot-otot jantung akibat kondisi iskemia inilah yang menyebabkan serangan jantung atau disebut dengan istilah infark miokard.

Untuk memahaminya saudara bisa melihat ilustrasinya di link berikut : https://watchlearnlive.heart.org/index.php?moduleSelect=hrtatk

 

Apakah ada tanda-tandanya?

Tanda-tanda tersebut muncul ketika serangan jantung itu terjadi, sedangkan proses terjadinya aterosklerosis tidak bisa kita sadari.

Tanda-tanda tersebut meliputi :

  1. Rasa sakit, nyeri atau tidak nyaman di tengah dada yang terasa sangat berat. Nyeri menjalar ke lengan kiri, bahu, punggung, leher rasa tercekik atau rahang bawah (rasa ngilu) kadang menjalar ke lengan kanan atau kedua lengan
  2. Sesak napas
  3. Mual, muntah atau keringat dingin
  4. Pusing atau pingsan

Sumber gambar:  American Heart Association, 30 Juni 2016. Common Heart Attack Warning Signs.2

 

Apabila prosesnya tidak bisa kita sadari, bagaimana caranya kita bisa tau dan terhindar dari serangan jantung?

Kita mungkin tidak dapat mengetahui kapan proses aterosklerosis terjadi, tapi kita bisa menghindari prosesnya dengan mengetahui faktor-faktor risiko penyebab penyakit kardiovaskular. Khususnya penyakit jantung atau cardiac heart disease (CHD) dan berusaha untuk mencegahnya sebaik dan sedini mungkin.

 

Faktor Risiko

Nah sekarang, apa saja faktor risiko dari penyakit jantung? Ada 2 kategori :

  1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi :
    1. Usia : risiko penyakit jantung meningkat pada laki-laki berusia 45 tahun keatas dan pada perempuan berusia 55 tahun keatas. Dengan banyaknya kematian terjadi pada usia 65 tahun keatas pada semua jenis kelamin
    2. Jenis kelamin : laki-laki memiliki risiko untuk terkena penyakit jantung pada usia yang cenderung lebih muda dibandingkan dengan perempuan
    3. Faktor keturunan : semakin banyak anggota keluarga yang terkena penyakit jantung dan semakin cepat kemunculan tanda dan gejalanya. Maka semakin besar risiko seseorang terkena penyakit jantung.
  1. Faktor risiko yang dapat diubah meliputi :
    1. Tingginya kadar kolesterol dan lemak darah : kadar kolesterol yang tinggi disini dimaksudkan untuk LDL (low density lipoprotein) atau yang sering masyarakat sebut sebagai lemak jahat, karena LDL ini akan terperangkap dan terakumulasi pada jejas atau luka di pembuluh darah sampai akhirnya menyebabkan terjadinya proses artherosclerosis. Sedangkan kadar kolesterol HDL (high density lipoprotein) atau sering masyarakat kenal dengan sebutan lemak baik yang terlalu rendah juga memperburuk kondisi, karena fungsi HDL adalah untuk mengangkut LDL yang terperangkap di pembuluh darah akan berkurang. Serta kadar TAG (trigliserida) yang tinggi dapat memicu peradangan yang dapat merusak dinding pembuluh darah.
    2. Tekanan darah tinggi (hipertensi) : aterosklerosis biasanya disertai dengan adanya hipertensi. Dimana kondisi tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang dapat mempercepat pembentukan plak dan memperburuk aterosklerosis.
    3. Merokok : merokok merupakan faktor risiko yang sangat fatal karena dapat merusak jantung dengan cara meningkatkan tekanan darah dan memperberat kerja jantung.
    4. Kurangnya aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan obesitas (kegemukan) Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan energi di dalam tubuh tidak terpakai sehingga disimpan kedalam bentuk simpanan lemak yang dapat menyebabkan kelebihan berat badan sampai obesitas yang tentunya dapat memperburuk aterosklerosis.
    5. Diabetes : Pada kondisi pasien diabetes, pembuluh darah lebih rentan untuk tersumbat dan terluka yang tentunya akan menyebabkan proses aterosklerosis terjadi lebih cepat dan memperburuk kondisinya.
    6. Faktor makanan : Banyak mengkonsumsi makanan yang kadar kalori, lemak,  kolesterol dan garam yang tinggi menjadi faktor penting dalam proses aterosklerosis. Sebaliknya dengan konsumsi banyak sayuran dan buah-buahan dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular.
    7. Stres : Kehidupan dengan tingkat stres yang tinggi diyakini dapat mempengaruhi pola hidup seseorang yang dapat berpengaruh terhadap perburukan dari proses artherosclerosis.

 

Tabel nilai rujukan untuk faktor-faktor risiko penyebab penyakit jantung

Faktor Resiko

Diharapkan

Batas

Beresiko tinggi

Total kolesterol darah (mg/dL)

<200>

200-239

?240

Kolesterol LDL (mg/dL)

<100>

130-159

160-189

Kolesterol HDL (mg/dL)

? 60

59-40

<40>

Trigliserida (mg/dL)

<150>

150-199

200-499

Body mass index (BMI)

18,5-24,9

25-29,9

?30

Tekanan darah (sistolik/diastolic)

<120>

120-139/80-89

?140/?90

Tabel ini didapat dari Whitney Ellie & Rolfe Rady Sharon, Understanding Nutrition, edk 14, Cengage Learning, Stamford, 2016. Standards for CHD risk Factors.3

Ilustrasi hubungan antara penyakit kardiovaskuler dengan penyakit kronis lain.

Sumber gambar:  Whitney Ellie & Rolfe Rady Sharon, Understanding Nutrition, edk 14, Cengage Learning, Stamford, 2016. Interrelationships among Chronic Diseases.3

 

Dengan mengetahui faktor risikonya kita dapat menentukan cara untuk mengurangi risikonya!

Rekomendasi untuk mengurangi risiko terkena penyakit kardiovaskular, terdiri dari skrining dan intervensi. Kita bahas satu persatu :

Skrining untuk penyakit kardiovaskular

American Heart Association telah mengembangkan kalkulator online yang dapat memperkirakan risiko untuk seseorang terkena penyakit kardiovaskular. Saudara bisa mengaksesnya di link sebagai berikut : http://www.cvriskcalculator.com/, saudara bisa datang ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengisi form screening tsb. Langkah ini sangat dianjurkan supaya kita bisa mengetahui adanya risiko terkena penyakit kardivaskular sesegera mungkin dan berusaha mengintervensi gaya hidup kita untuk menurunkan risikonya.

Berikut gambaran web yang dapat saudara kunjungi :

Saudara dapat memasukan data milik saudara yang diperlukan untuk menentukan risiko penyakit kardiovaskular kedalam kolom yang telah disediakan.

 

Intervensi Gaya Hidup

Pola makan: Pilih pola makan yang menekankan sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian; termasuk produk susu rendah lemak, unggas, ikan, kacang-kacangan, minyak sayur nontropis, dan kacang-kacangan; dan membatasi asupan permen, minuman manis, dan daging merah.

Terapkan pola makan yang sehat untuk jantung seperti pedoman gizi seimbang, pola makan Mediterania, atau pola pola makan nabati yang terencana dengan baik.

Energi: Seimbangkan asupan energi dan aktivitas fisik untuk mencegah penambahan berat badan dan untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang sehat.

Berolahraga setidaknya 30 menit aktivitas ketahanan intensitas sedang atau 15 menit aktivitas ketahanan intensitas kuat pada sebagian besar hari dalam seminggu.

Lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol: Batasi lemak jenuh hingga kurang dari 10 persen dari total kalori, trans lemak hingga kurang dari 1 persen dari total kalori, dan kolesterol hingga kurang dari 300 miligram sehari. Bagi mereka yang telah disarankan untuk menurunkan kolesterol LDL atau mereka yang menderita diabetes, batasi lemak jenuh hingga 5 hingga 6 persen dari total kalori dan kolesterol hingga kurang dari 200 miligram per hari.

Ganti lemak padat (lemak jenuh dan lemak trans) dengan makanan atau minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh seperti ikan berlemak omega-3, alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, minyak canola, minyak safflower, minyak jagung, dan minyak kedelai.

Natrium: Batasi asupan natrium hingga 1.500 miligram per hari.

Pilih dan siapkan makanan dengan sedikit atau tanpa garam.

Alkohol: kurangi konsumsi alcohol, jika memang mengkonsumsinya

Batasi asupan alkohol tidak lebih dari satu gelas setiap hari untuk wanita dan dua gelas setiap hari untuk pria.

Tembakau: Hindari paparan terhadap segala bentuk tembakau atau asap tembakau.

Jangan merokok atau menggunakan tembakau dalam bentuk apa pun dan hindari paparan asap rokok orang lain.

Sumber Tabel:  Whitney Ellie & Rolfe Rady Sharon, Understanding Nutrition, edk 14, Cengage Learning, Stamford, 2016. Recommendations and Strategies for reducing CVD risk.3

Untuk pola makan yang direkomendasikan oleh kementrian kesehatan Indonesia adalah pola gizi seimbang yang menggunakan dua tuntunan, yaitu :

  1. Tumpeng gizi seimbangTuntunan model tumpeng gizi seimbang ini merepresentasikan prinsip dari gizi seimbang (beragam makanan, keamanan pangan, aktivitas fisik dan pemantauan berat badan), termasuk lima kelompok makanan dan rekomendasi takarannya.

    Sumber gambar : Fao.org. Food-based dietary guidelines – Indonesia.4
  2. Piring makanku, sajian sekali makanTuntunan model piring makanku, sajian sekali makan ini menggambarkan proporsi kelompok makanan yang direkomendasikan untuk  dikonsumsi di setiap makanan. Piring juga menunjukkan pentingnya hidrasi dan kebersihan sebelum dan sesudah makan.

Sumber gambar : Fao.org. Food-based dietary guidelines – Indonesia.4

Pesan dari pedoman gizi seimbang yang dikeluarkan oleh kementrian kesehatan ini adalah sebagai  berikut :

  1. Makanlah beragam makanan
  2. Makan banyak sayuran dan buah-buahan
  3. Makan makanan berprotein tinggi (sumber hewani atau nabati)
  4. Makanlah berbagai makanan pokok
  5. Batasi konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak
  6. Makan sarapan setiap hari
  7. Minumlah air yang cukup aman
  8. Baca label makanan
  9. Cuci tangan Anda dengan sabun dan air mengalir
  10. Lakukan aktivitas fisik yang memadai dan pertahankan berat badan normal

Apakah kita berjuang sendirian?

Kita tidak berjuang sendirian dalam mengahadapi penyakit paling mematikan di dunia ini. Pemerintah berperan aktif dalam upaya untuk mendukung masyarakat dalam melaksanakan dan mempertahankan perilaku hidup sehat guna mencegah penyakit-penyakit tidak menular di Indonesia. Maka dari itu pemerintah telah membuktikannya dengan membuat kebijakan kesehatan, diantaranya yaitu :

  1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
  2. Peraturan PemerintahNomor109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.
  3. Peraturan Menteri KesehatanNomor 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau.
  4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji

Sekarang, setelah kita mengetahui apa itu penyakit kardiovaskular, seberapa mematikan dan banyaknya penderita penyakit ini, proses terjadinya serangan jantung, faktor risiko, serta anjuran usaha untuk mengurangi resikonya. Saya menghimbau untuk kita semua, mulai menjalankan pola hidup yang lebih baik dan sehat untuk melindungi diri dan orang-orang terdekat yang kita sayangi. Mari berkontribusi untuk mengurangi angka penyakit kardiovaskular di Indonesia!

 

Daftar pustaka :