Bagaimana Pasien Penyakit Jantung Bawaan dengan Coronavirus?

Kominfo - 02 Apr 2020

Alex Cohen, yang terlahir dengan kelainan jantung, sedang berlatih menjaga jarak sosial selama pandemi coronavirus. (Foto milik Alex Cohen). Ini cerita anak muda dengan penyakit jantung bawaan dalam situasi pandemi covid-19 . Alex Cohen, mahasiswa 20 tahun, diasingkan di tengah kekacauan COVID-19. Begitu kata  coronavirus jadi hits, kata ini mengandung arti yang amat beda baginya. 

Cohen terlahir dengan penyakit jantung bawaan dan seperti banyak orang dengan kondisi yang sama, hidup dalam ketakutan, terutama akan dampak virus terhadap dirinya. Cohen pun dilahirkan dengan atresia paru, kondisi di mana katup yang melepaskan darah dari jantung ke paru-paru tidak terbentuk dengan baik. Atresia paru ini adalah bagian dari sindrom yang disebut tetralogy of Fallot (kondisi rumit yang terdiri dari empat cacat jantung dan pembuluh darah).

"Orang melihat saya sebagai anak muda yang kuat , tapi saya harus memperlakukan diri saya yang cukup berisiko. Ini cukup menakutkan," kata Cohen.

COVID-19, gejalanya demam, batuk dan sulita bernafas. Cohen mengatakan, karena kondisi kesehatannya yang bermasalah dengan oksigen, ia khawatir akan membuatnya lebih rentan. Sayangnya saat ini belum ada bukti kuat untuk membimbing orang  dengan penyakit jantung bawaan terhadap covid-19. Tapi ini justru jadi tantangan baginya.

"Ada banyak informasi penderita corona terkait penyakit penyerta. Tapi tidak ada  informasi tentang dengan penyakit jantung bawaan,” ungkap Dr. Anne Marie Valente, direktur Program Jantung dan Jantung Hipertensi Paru-paru Boston Dewasa.

"Memang bagi mereka hidup dengan penyakit jantung bawaan, risiko yang tidak diketahui menjadi ancaman nyata," kata Valente. Jadi menurut Valente, penyedia layanan kesehatan  harus lebih memahami risiko individual dan menasihati pasien dengan jantung bawaan, harus mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin dan mengikuti pedoman dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

“Mereka yang hidup dengan penyakit jantung bawaan, rekomendasinya sama dengan populasi umumnya: cuci tangan selama 20 detik setiap kali secara teratur; jaga jarak sosial; tutup mulut saat batuk dan bersin, dan hindari menyentuh wajah Anda.”

Hingga saat ini belum ada data tentang penyakit jantung bawaan dan coronavirus. Bahkan Dokter di Cina pun saat mengamati  COVID-19 lalu, pasien yang ada banyak dengan penyakit jantung koroner dan gagal jantung.

Juga di Amerika, pendataan ini sudah dilakukan. "Kami telah  melacak pasien-pasien itu, untuk data base. Tapi sampai sekarang, belum ada data pasien dengan penyakit jantung bawaan," kata Dr. Jamil Aboulhosn, direktur Ahmanson / UCLA Adult Congenital Heart Disease Center di Los Angeles.

Kondisi ketidakpastian ini memang tidak permanen. ”Meski belum ada data penderita jantung bawaan terinfeksi covid-19, tapi penting untuk tetap jaga kesehatan dengan baik, harus kuat, serta saling menghormati dengan menjaga jarak.” 

Untuk Cohen, dan juga mereka dengan penyakit jantung bawaan,  dalam situasi saat ini coba temukan media bahagia di sela kepanikan. "Saya hanya diam di rumah dan sangat berhati-hati agar tetap sehat. Jika Saya sakit, itu benar-benar berbahaya. Maka, saya terus  berusaha untuk tidak terlalu cemas dan  ketakutan."

Oleh American Heart Association News